Gunung Gamalama
adalah sebuah gunung stratovolcano kerucut yang merupakan keseluruhan Pulau
Ternate, Kepulauan Maluku, Indonesia. Pulau ini ada di pesisir barat Pulau
Halmahera yang ada di bagian utara Kepulauan Maluku. Selama berabad-abad,
Ternate adalah pusat benteng Portugis dan VOC Belanda untuk perdagangan
rempah-rempah, yang telah mencatat aktivitas volkanik Gamalama. Gunung Gamalama
mempunyai ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut. Gunung Gamalama
ditutupi Hutan Montane pada ketinggian 1.200 - 1.500 m dan Hutan Ericaceous
pada ketinggian di atas 1.500 m.
Di dalam
masyarakat Ternate sendiri, terdapat sebuah ritual mengelilingi Gunung
Gamalama. Dalam ritual bernama Kololi Kie ini, masyarakat mengelilingi Gunung
Gamalama, seraya memanjatkan doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan
rakyat Ternate. Selain itu, Kololi Kie juga merupakan upacara penghormatan terhadap
para leluhur Ternate. Kololi Kie sendiri, diadakan sekali dalam setahun, setiap
bulan April.
Oleh masyarakat
setempat, Gunung Gamalama dipercaya memiliki banyak nilai-nilai keramat. Tak
heran jika banyak mitos yang beredar, dan semakin memperkuat kekeramatan gunung
ini. Semisal, masyarakat setempat selalu menyarankan pada sebuah tim yang
berencana mendaki Gunung Gamalama agar memiliki jumlah anggota yang genap.
Sebelum mendaki pun, sebisa mungkin untuk berdoa, agar tidak mengalami halangan
dalam perjalanan.
Meski terkesan
berbahaya, namun Gunung Gamalama menyimpan pesona kecantikan yang luar biasa.
Maka, tak heran jika banyak para penjelajah alam yang sangat tertarik untuk
mendaki gunung ini. Hamparan kebun cengkeh dan pala, akan menemani para pendaki
selama perjalanan menuju puncak. Begitu sampai di puncak gunung, para pendaki
dapat melihat landscape Pulau Ternate. Tak hanya itu, beberapa pulau lainnya,
seperti Pulau Tidore, Pulau Halmahera, dan Pulau Maitara, dapat terlihat dari
sini.
Selain pemandangan
yang mempesona, para pendaki juga akan menemui tempat-tempat unik di gunung
tersebut. Di antaranya adalah mata air dalam lekukan batu seluas loyang besar,
yang oleh masyarakat setempat disebut dengan mata air Abdas. Konon, mata air
ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Maka, tak heran jika masyarakat
Ternate begitu mengkeramatkan mata air ini. Sehingga, ada aturan tertentu untuk
mengambil air dari mata air Abdas, yakni tidak boleh berebutan, dan tiap-tiap
orang hanya diperbolehkan mengambil satu botol.
Selain mata air
Abdas, tempat menarik lainnya adalah kuburan leluhur masyarakat Ternate, yang
sudah berumur ratusan tahun. Belum diketahui, kenapa kuburan tersebut bisa ada
di puncak Gunung Gamalama. Namun yang pasti, masyarakat Ternate sangat mengeramatkan
kuburan tersebut. Banyak masyarakat Ternate yang mendaki Gunung Gamalama untuk berziarah
di makam leluhur ini.
Gunung Gamalama
terletak di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Jika ingin
melakukan pendakian, jalur pendakian dapat diakses dari beberapa desa di
sekitarnya, seperti Desa Moya, Desa Malikurubu, dan Desa Akehuda. Namun, dari
ketiga desa ini, jika ingin jalur pendakian termudah dapat melalui Desa Mayo.
Kota Ternate
dapat dicapai dengan menggunakan pesawat maupun kapal laut. Jika ingin
menggunakan pesawat, beberapa maskapai ada yang memiliki rute
Jakarta—Manado—Ternate, dan Jakarta—Makassar—Ternate. Jika ingin menggunakan
kapal laut, PT. Pelni memiliki rute yang menghampiri Ternate sekali dalam
seminggu. Dari pusat Kota Ternate, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke
desa Moya dengan menggunakan angkutan umum. Perjalanan ini, memakan waktu
sekitar 30 menit.
Untuk mendaki
Gunung Gamalama pengunjung tidak dikenakan biaya apapun.Dalam rute pendakian
menuju puncak Gunung Gamalama, para pendaki akan menjupai tiga pos yang kerap
digunakan sebagai tempat beristirahat. Di Desa Moya, hanya ada satu warung
kecil. Oleh karena itu, disarankan kepada para pendaki untuk melengkapi
perbekalan secukupnya. Selain itu, apabila memerlukan penginapan sebelum atau
sesudah pendakian, wisatawan dapat dengan mudah memperolehnya di pusat Kota
Ternate
Tidak ada komentar:
Posting Komentar